Catatan Kecil: "Montessori Toddler by Simon Davies"

January 25, 2021 - By

Pagi tadi di sela-sela jam kerja, aku iseng mencari-cari bacaan tentang parenting. Memang beberapa hari ini aku sering mencari referensi ebook parenting di internet. Emm, bukan tanpa alasan si sebenarnya, yaa karena aku ingat "Jadi Orang Tua Juga Ada Ilmunya". Kalimat itu yang beberapa hari berputar-putar di kepalaku. 

Setelah aku cari-cari beberapa sumber akhirnya ketemu sebuah buku yang berjudul "The Montessori Toddler: A Parent's Guide to Raising A Curious And Responsible Human Being" yang ditulis oleh Simon Davies. Senang sekali baru membaca beberapa halaman awal, akhirnya ku cari-cari versi indonesianya...dan ketemu! 

Aku baru membaca beberapa halaman awal, dan langsung tertarik untuk meneruskan membaca buku ini sampai habis (semoga yaa). Nah, dari beberapa hal yang setelah aku baca bisa otomatis membuat kepalaku manggut-manggut (oohh begini ternyata), yang bisa jadi poin penting bagi orang tua dan calon orang tua seperti diriku. Aku tiba-tiba ingin menuliskannya di blogku siapa tahu bermanfaat, dan juga yang paling penting sih buat pengingatku sendiri suatu saat ketika menjadi orang tua. 

Sekilas, secara keseluruhan Montessori Toddler ini membahas tentang panduan bagaimana orang tua mengasuh anaknya (especially balita) untuk menjadi manusia yang memiliki keingintahuan yang tinggi dan bertanggung jawab sebagaimana manusia pada mestinya. Hal ini menjadi sangat krusial bagi masa pertumbuhan dan perkembangan anak-anak. Balita merupakan masa di mana kemampuan menyerap segala hal di lingkungannya sangat tinggi. Mereka diibaratkan seperti spons yang siap menyerap semua air di sekitarnya. Dr. Montessori menyebut hal ini sebagai absorbent mind atau pikiran yang mudah menyerap. That's why penting sekali bagi orang tua untuk mempersiapkan 'air' yang 'bersih' dan 'baik' agar bisa diserap oleh anak-anaknya. Let's call them as "Balita"

Beberapa hal yang berhasil aku garis bawahi setelah membaca di halaman-halaman awal Montessori Toddler. 

Pertama, Balita butuh bergerak dan senang bereksplorasi. Balita mengalami pertumbuhan dan perkembangan setiap harinya. Ketika mereka mencapai usia 1 tahun, kemungkinan besar mereka sudah bisa berjalan. Setelah berjalan mereka akan mencoba berlari, memanjat, melompat, dan lain sebaginya. Hal tersebut dilakukan oleh balita supaya mereka tahu sampai mana kemampuan yang bisa mereka lakukan. Tak jarang mereka akan mencoba mengangkat benda-benda yang ada di sekitarnya, bahkan mereka berusaha untuk mengangkat sesuatu yang berat sekalipun untuk mengetahui batas maksimal kekuatan mengangkatnya. Sebagai orang tua hendaknya tidak mudah berkata 'jangan' kepada balita. Sebaliknya, akan lebih baik apabila orang tua dapat memfasilitasi tempat bereksplorasi yang aman bagi balita. Biarkan balita berlari, mengangkat benda-benda, bermain air/hujan-hujanan, bermain lumpur, dan lain sebagainya. 

Kedua, Balita menyukai rutinitas. Honestly, aku baru tahu hal ini, ternyata balita menyukai sesuatu yang sama dan dilakukan berulang-ulang. Hal ini membantunya memahami dunia mereka dan tahu apa yang harus diharpkan. Apabila ada sesuatu yang berbeda dari rutinitas yang mereka ketahui, balita akan mencoba melakukan hal-hal untuk mengetahui respon keadaan yang berbeda tersebut. Sebenarnya mereka sedang menguji apa yang akan kita putuskan. Misalnya apabila mereka ingin makan tetapi ternyata sendok yang digunakan bukan sendok kesayangannya lalu dia menangis. Jika mereka mendapati bahwa ini bisa digunakan untuk mengomel, mengamuk atau menangis, mereka akan mencobanya lagi. Jika memahami kebutuhan ini, kita bisa lebih sabar dan lebih memahami bahwa ini bukan seperti yang mereka harap akan terjadi. Sehingga kita bisa menawarkan bantuan kepada meraka agar mereka bisa lebih tenang, dan membantunya menemukan solusi.

Ketiga, Balita cenderung melakukan sesuatu yang mereka senangi sampai mereka mahir melakukannya. Hal ini bisa berkaitan dengan poin kedua. Balita biasanya mencoba melakukan sesutau hal yang akan dilakukan terus-menerus sampai mereka merasa mahir melakukannya. Setelah mereka mahir, mereka akan meninggalkan hal tersebut dan mencari hal lain yang menarik dan akan mempelajarinya sampai mahir melakukannya lagi. Hal ini saya coba buktikan ketika sepupuku yang baru berusia 3 tahun sedang bermain bersamaku di kamar. Suatu ketika dia ingin keluar tetapi tidak bisa membuka pintu. Setelah beberapa kali mencoba akhirnya dia berhasil membukanya meskipun dengan kesulitan. Akhirnya dia terus mencobanya dengan keluar-masuk kamar sambil membuka dan menutup pintu tersebut sampai dia mahir melakukannya dengan mudah. 

Keempat, Balita perlu waktu untuk memproses ucapan kita. Daripada terus mengulang-ngulang perintah kepada anak-anak, kita bisa menghitung mundur dalam hati sampai sepuluh untuk memberi mereka waktu memproses perintah tersebut. Sering kali ketika sampai hitungan ketujuh atau kedelapan kita akan bisa melihat mereka mulai merepon apa yang kita ucapkan. 

Kelima, Libatkan Balita dalam segala aktivitas dan menjadi bagian dari keluarga. Jangan takut untuk membiarkan balita terlibat dalam aktivitas seperti membersihkan rumah, mempersiapkan makanan, mencuci, dll. Balita sangat senang berkegiatan di samping kita dan mereka lebih tertarik pada objek yang digunakan oleh orang dewasa dibanding mainannya. Mereka akan memberikan seluruh kemampuan yang dimiliki untuk melakukannya sebaik mungkin. Dalam hal ini orang tua hendaknya bisa menjadi support system bagi balita untuk melakukan kegiatan ini bersama-sama. Meskipun hasilnya tidak akan sesuai dengan apa yang diharapkan, tetapi poin yang ingin dikembangkan adalah untuk mengajari anak-anak berkontribusi sebagai anggota keluarga. 

Beberapa hal yang disebutkan di atas baru sebagian kecil dari apa yang bisa diambil ilmunya dalam buku Montessori Toddler. Mungkin lain kali aku akan menulis poin-poin yang bisa diambil manfaatnya lagi setelah aku membaca lebih jauh tentang buku ini. Belajar parenting memang menyenangkan, meskipun dalam praktiknya tentunya harus memiliki kesabaran yang tidak ada batasnya untuk terus mencari tahu gaya pengasuhan seperti apa yang cocok untuk anak-anak kita. Selain itu yang ingin aku ingatkan lagi adalah "Setiap Anak itu UNIK". 


Sonil, - Dariku yang sedang belajar dan suatu saat semoga bisa menerapkan.

25 Januari 2021 / 10.13 waktu sekitar 

No comments:

Post a Comment

About me

Penyuka lampu kota. Tidak suka disuruh. Sayang ibu tapi lebih disayang ibu.