Dilema Perempuan Pekerja

January 22, 2021 - By

Setelah membaca salah satu jurnal di salah satu web Jurnal yang mengangkat tema Feminisme, membuatku berpikir ulang tentang bagaimana perempuan dipandang dalam lingkungan di sekitarku. Aku perempuan berusia hampir 22 tahun, tamat sarjana, dan sedang bekerja di sebuah instansi kecil di daerahku. Hidup bersama keluarga inti - kedua orang tuaku, aku, dan adik laki-laki ku yang masih remaja. 

Sejak kecil aku dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang sangat konservatif patriarkis. Di mana ayahku sebagai kepala keluarga yang bertanggungjawab untuk bekerja, dan ibuku - yang dulu semasa gadisnya sebagai seorang guru - saat ini menjadi ibu rumah tangga dengan tanggung jawab mengurus segala pekerjaan domestik di rumah. Suatu saat ketika aku masih sekolah dasar aku mengetahui alasan ibuku menjadi 'ibu rumah tangga' adalah karena ayahku. Sejak ibu menikah dengan ayahku, dia sepenuhnya dilarang bekerja kecuali mengurus pekerjaan rumah, dengan alasan "kodrat laki-laki adalah mencari nafkah dan memenuhi kebutuhan rumah tangga, wanita hanya perlu mengurus rumah dan keluarga".

Entah kenapa saat itu aku merasa 'ada yang salah' dari hal tersebut. Beberapa tahun kemudian seiring aku tumbuh lebih dewasa ternyata aku menyadari bahwa yang terjadi selama ini adalah ibuku menjadi korban patriarki. Aku tidak sepenuhnya menyalahkan ayahku, atau ibuku, atau keluargaku.  Aku memahami bahwa ternyata di lingkunganku - di pedesaan - banyak sekali perempuan-perempuan seperti ibuku yang setelah menikah maka secara otomatis tugas domestik sebagai care worker sudah menantinya dan sepenuhnya menjadi tanggung jawabnya. 

Kita menyadari bahwa care work (kerja perawatan) yang dilakukan oleh perempuan di rumah tidak dinilai sebagai sesuatu yang produktif dalam ekonomi. Banyak yang menganggap bahwa care work yang dilakukan oleh perempuan dalam keluarganya adalah sebuah kewajiban sebagaimana istri/ibu harus memiliki kepedulian untuk mengurus segala urusan rumah. 

Lalu bagaimana saat ini kita memandang perempuan yang bekerja? 

Dalam jurnal tersebut disebutkan bahwa perempuan dan dunia kerja merupakan permasalahan yang tidak kunjung usai dalam dunia ekonomi. Seperti yang kita dengar dari generasi ke generasi, "Perempuan pergi bekerja pada tahun 1960". Namun pada kenyataannya hal tersebut tidak benar.  Perempuan tidak pergi bekerja pada tahun 1960-an atau saat Perang Dunia Kedua. Perempuan selalu bekerja. Perempuan telah mengembangkan ranah pekerjaannya, tidak hanya pekerjaan domestik tetapi juga pekerjaan formal. Perempuan mengambil posisi dalam pasar dan mulai mendapatkan upah dari pekerjaan di ranah formal. Namun hal tersebut tidak berjalan mulus. 

Meskipun saat ini telah banyak perempuan yang dapat bekerja secara formal, namun di sisi lain tidak serta-merta menghilangkan posisinya sebagai care worker yang bertugas menangani pekerjaan domestik. Hal ini menjadikan posisi perempuan sebagai penyangga beban ganda yaitu sebagai pekerja formal dan pekerja domestik.

Ayahku hampir setiap saat mengingatkanku ketika aku sedikit berleha-leha dan tidak membantu ibuku mengerjakan pekerjaan domestik, ia selalu berkata "Apakah tugas perempuan hanya bekerja mencari uang saja?". Aku mulai kesal karena perlakuan tersebut berbeda ketika adikku - yang seorang laki-laki - tidak pernah diprotes tentang hal tersebut. Alangkah lebih baiknya jika di dalam rumah tidak dikotak-kotakkan jenis pekerjaan, seperti memasak, mencuci, menyapu, menyetrika, dan lain sebagainya hanya dilakukan oleh perempuan. Bukankah ketika semua pekerjaan tersebut bisa dilakukan tanpa pemisahan gender akan lebih mudah dan ringan dilakukan? 

Dari situ aku menyadari bahwa perubahan pikiran bahwa perempuan juga memiliki hak untuk memiliki pekerjaan formal harus disertai dengan perubahan pikiran bahwa pekerjaan domestik bukan hanya sepenuhnya menjadi pekerjaan perempuan. Namun, pada kenyataannya perempuan belum sepenuhnya merdeka untuk memilih pekerjaan di luar pekerjaan domestik, tetapi malah dibebani dengan beban ganda berupa tuntutan bahwa perempuan harus mampu menangani pekerjaan formal dan juga pekerjaan domestik sekaligus.

Apakah hal tersebut yang dinamakan setara? Tentu jawabannya adalah TIDAK. 


Sonil, 

Jum'at, 22 Januari 2021

No comments:

Post a Comment

About me

Penyuka lampu kota. Tidak suka disuruh. Sayang ibu tapi lebih disayang ibu.